Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Micro Teaching Tahun 2017

UNBK usai bukan berarti santriwan-santriwati dapat bersenang-senag di kemudian harinya, tetapi mereka harus melaksanakan berbagai pengujian yang telah menunggu untuk dihadapinya.oleh karena itu kelas XII Madrasah Aliyah Nahdlatussubban pada hari Senin (24/4) masih mendapatkan pembekalan berupa ilmu dan pengalaman dalam bidang pendidik (guru). Mereka harus memberikan ilmu yeng pernah mereka pelajari dalam 6 tahun kemarin. Ilmu itu mereka salurkan melaliu kegiatan pendidikan pembelajaran dalam kelas. kegiatan yang digadang-gadang dapat membuat para santri mendapatkan pembelajaran untuk mereka terapkan di kehidupan mendatang. "Semoga saja mereka dapat melaksanakan ujian ini dengan baik dan outputnya kelak menjadikan bekal mereka di masyarakat", tegas ketua penyelenggara ujian ini. Ujian ini oleh para Asatidz diberi tema "Praktek Mengajar". Maka dari itu, santriwan dan santriwati kelas XII Madrasah Aliyah Nahdlatussubban harus dan diwajibkan untuk melaksan

Peringatan Isro Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Hujan rintik- rintik yang mengguyur halaman Pesantren NAhdlatussubban tidak menyurutkan antusias para jamaah peringatan hari besar Islam. malam ini (22/4) santriwan-santriwati bersama masyarakat Desa Arjowinangun bersama-sama memperingati peringatan bersejarah yang ada di Agama Islam. Isro Mi'roj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang menggambarkan kedekatan Allah SWT dengan kekasihnya Baginda Muhammad SAW. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama antara Pesantren Nahdlat ussubban dengan masyarakat Desa Arjowinangun. Pada acara ini Pengurus Pesantren Nahlatussubban dan Ta' mir Masjid Nurul Hidayah menghadirkan seorang Ustadz dari Kecamatan Arjosari, yaitu Ustadz Mustaqim dari Pesantren Al Fatah Kikil. Dalam Mauidohnya beliau menitik beratkan pada hukum Syariat. " Perbedaan orang Islam dan orang Kafir adalah Sholat" amanat yang di sampaikan beliau kepada para jamaah dan santri Pesantren Nahdlatussubban. Para jamaah yang hadir dari masyarakat

SEJARAH PONDOK PESANTREN NAHDLATUSSUBBAN ARJOWINANGUN PACITAN

Pesantren Nahdlatussubban berdiri sejak tanggal 9 Juli 1964 M. Pesantren yang berada di Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan yang biasa disebut dengan julukan Lor Jere. Pesantren yang terbentuk dengan kealiman dan keuletan sosok yang menjadi panutan, contoh dan teladan bagi para santri dan masyarakat, beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayah beliau bernama KH. Mohammad Ja’far. Beliau mengenyam pindidikan di Bleber Sidoarjo Pacitan (sekarang menjadi SD IIC) setelah selesai dari satu tempat, beliau kembali mencari nurillahi dengan berkelana dari Kota Pace menuju ke sebuah daerah dengan sebutan Surakarta Hadiningrat atau sekarang bernama Solo. Beliau mengenyam pendidikan di Pesantren Mamba”ul Ulum. Saat mengenyam pendidikan, beliau juga membuat beberapa karangan-karangan yang masih ada sampai sekarang dan dipelajari hingga di luar negeri. Salah satu karangan beliau adalah syair dalam bentuk tulisan Pegon dengan memakai bahasa jawa. Dalam karangan b

Silaturrahmi Wali santri dan Pengurus PP. Nahdlatussubban

Rabu, 5/4. Dalam rangka menyambut kegiatan akhir tahun, pengurus Pontren Nahdlatussubban mengadakan silaturrahmi dengan para wali santri kelas XII. Kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan tujuan bersama antara pengurus dan wali santri. Pimpinan pesantren langsung memimpin kegiatan ini dengan menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan kelas XII. Beliau menyampaikan " bahwa kegiatan ini adalah hal yang wajib dilaksanakan oleh para santri, mulai dari ujian-ujian dan nanti puncaknya pada kegiatan Haflah Akhiriddirosah ".

Santri pun UNBK

Kabar yang begitu menjadi buah bibir disegala media. Kebijakan Kementrian Agama Kabupaten Pacitan untuk lembaga pendidikan yang berada di bawah naunganya harus melaksanakan Ujian Nasional dengan memakai alat elektronik, dalam hal ini adalah Komputer. Sejak tanggal 9 April 2017 Lembaga pendidikan dalam jenjang Madrasah Aliyah melangsungkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dan kigiatan itu dilaksanakan selama 4 hari dengan 3 pelajaran wajib dan 1 pelajaran peminatan. Oleh karena itu Madrasah Aliyah Nahdlatussubban selaku lembaga pendidikan di bawah naungan Pesantren dan Kementrian Agama pada kali ini telah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer. "Dengan jumlah peserta 34 tidak menjadikan hal itu sulit atau bahkan membuat para peserta didik minder, karena Para santri harus menglaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer di SMK N 2 Pacitan,  tetapi mereka tetap antusias dan hampir tidak ada rasa kecil hati" terang Kepala Madrasah Aliyah Nahdlatussubban. W