Langsung ke konten utama

Bhakti Santi Untuk Nusantara

Santri Gugus Depan 04.149-50 Ambalan KH. Masduki Dja'far-Hj. Lilik Mahmudah Pangkalan Pondok Pesantren Nahdlatussubban Arjowinangun Pacitan menggelar aksinya dengan bersama-sama Masyarakat Dsn. Dare Ds. Bubakan Kec. Tulakan dengan membhaktikan Jiwa Raganya untuk Nusantara.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 Hari 1 Malam tersebut dimulai dengan pendirian Tenda hingga Pengajian Umum dan diakhiri dengan Hujan deras yang menyelimuti seluruh Kota Pacitan.
Peserta yang berjumlah 87 Santri tersebut mengikuti seluruh kegiatan yang telah dijadwalkan Panitia dengan sangat antusias, walau ada beberapa Santri yang tumbang akibat kondisi tubuh sudah lemah. 
Kegiatan Perkemahan Bhakti Santri untuk Nusantara ini diambil dengan Dawuh (Amanat) langsung dari Guz Muadz Harits Dimyathi Kamabigus 06.113-114 Perguruan Islam Pondok Tremas yang mana Panitia sebelum melangkah untuk melaksanakan Kegiatan Perkemahan Bhakti ini menyempatkan Sowan (Silaturrahmi) kepada Gugus Depan 06.113-114 Perguruan Islam Pondok Tremas dan mendapatkan Amanat untuk dilaksanakan pada tanggal 14-15 Desember 2018 tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PONDOK PESANTREN NAHDLATUSSUBBAN ARJOWINANGUN PACITAN

Pesantren Nahdlatussubban berdiri sejak tanggal 9 Juli 1964 M. Pesantren yang berada di Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan yang biasa disebut dengan julukan Lor Jere. Pesantren yang terbentuk dengan kealiman dan keuletan sosok yang menjadi panutan, contoh dan teladan bagi para santri dan masyarakat, beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayah beliau bernama KH. Mohammad Ja’far. Beliau mengenyam pindidikan di Bleber Sidoarjo Pacitan (sekarang menjadi SD IIC) setelah selesai dari satu tempat, beliau kembali mencari nurillahi dengan berkelana dari Kota Pace menuju ke sebuah daerah dengan sebutan Surakarta Hadiningrat atau sekarang bernama Solo. Beliau mengenyam pendidikan di Pesantren Mamba”ul Ulum. Saat mengenyam pendidikan, beliau juga membuat beberapa karangan-karangan yang masih ada sampai sekarang dan dipelajari hingga di luar negeri. Salah satu karangan beliau adalah syair dalam bentuk tulisan Pegon dengan memakai bahasa jawa. Dalam karangan b

JADWAL IMSAKIYAH WILAYAH KABUPATEN PACITAN 1445 H

  Link Download

KH. MASDUKI DJA'FAR

Alm. KH. Masduki Dja'far bukanlah kiai ndeso, bukanhanya kiai domestik tapi juga kiai Mancanegara, terbukti dengan wawancara kami dengan salah satu murid beliau yang sekarang menjadi tokoh didaerahnya (Nur Sambudi). Ia mengatakan bahwa salah satu kitab karangan KH. Masduki Dja'far yang berjudul Mitro Sejati dipelajari di luar negeri, tepatnya di Malaysia dan Singapura.