Langsung ke konten utama

Tropy Musabaqoh Hifdzil Quran

(30/9)
Sebuah kesyukuran bagi Pondok Pesantren Nahdlatussubban masih bisa berpartisipasi dalam perlombaan MHQ tingkat pelajar dan mahasiswa se-kabupaten Pacitan. Ananda Uswatun Hasanah membawa trophy juara harapan II.
Perombaan ini diadakan oleh IKADI(Ikatan Dai Muda Indonesia) yang bertempat di masjid Agung Darul Falah Kabupaten Pacitan.

Perlombaan yang diikuti oleh berbagai Lembaga Pendidikan di Kabupaten Pacitan ini mengkompetisikan Musabaqoh Hifdzil Quran antar SMA/MA/SMK dan Perguruan Tinggi, jumlah pesertapun mencapai kisaran 30 orang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PONDOK PESANTREN NAHDLATUSSUBBAN ARJOWINANGUN PACITAN

Pesantren Nahdlatussubban berdiri sejak tanggal 9 Juli 1964 M. Pesantren yang berada di Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan yang biasa disebut dengan julukan Lor Jere. Pesantren yang terbentuk dengan kealiman dan keuletan sosok yang menjadi panutan, contoh dan teladan bagi para santri dan masyarakat, beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayah beliau bernama KH. Mohammad Ja’far. Beliau mengenyam pindidikan di Bleber Sidoarjo Pacitan (sekarang menjadi SD IIC) setelah selesai dari satu tempat, beliau kembali mencari nurillahi dengan berkelana dari Kota Pace menuju ke sebuah daerah dengan sebutan Surakarta Hadiningrat atau sekarang bernama Solo. Beliau mengenyam pendidikan di Pesantren Mamba”ul Ulum. Saat mengenyam pendidikan, beliau juga membuat beberapa karangan-karangan yang masih ada sampai sekarang dan dipelajari hingga di luar negeri. Salah satu karangan beliau adalah syair dalam bentuk tulisan Pegon dengan memakai bahasa jawa. Dalam karangan b

JADWAL IMSAKIYAH WILAYAH KABUPATEN PACITAN 1445 H

  Link Download

KH. MASDUKI DJA'FAR

Alm. KH. Masduki Dja'far bukanlah kiai ndeso, bukanhanya kiai domestik tapi juga kiai Mancanegara, terbukti dengan wawancara kami dengan salah satu murid beliau yang sekarang menjadi tokoh didaerahnya (Nur Sambudi). Ia mengatakan bahwa salah satu kitab karangan KH. Masduki Dja'far yang berjudul Mitro Sejati dipelajari di luar negeri, tepatnya di Malaysia dan Singapura.