Langsung ke konten utama

Hasil UNBK MA Nahdlatussubban

Setelah sekian hari menunggu keringat usai menjalankan perjalanan yang begitu panjang, para anak-anak kelas XII IPS MA Nahdlatussubban pada kemarin (2/5) tepatnya pukul 10.15 WIB mereka mendapatkan cucuran keringat mereka. Beberapa santri yang mungkin begitu lelah menjalani berbagai likaliku perjalanan telah terbayarkan dengan sebuah kata "LULUS".


Semua santri yang berjumlah 34 anak dengan 15 Putra dan 19 Putri itu telah usai menjalankan kewajibanya sebagai peserta didik di tingkat Madrasah Aliyah. "Alhamdulillah, semuanya telah menyelesaikan perjalanan dengan baik dan lancar walau semuanya belum sempurna dan masih banyak kekurangan", pesan Pimpinan Pesantren Nahdlatussubban. Semua Ujian itu bukan berarti mereka akan bersantai-santai. Karena akan melakoni beberapa ujian yang berbentuk Keagamaan yaitu Ujian Munaqosah dan Imtihan Madin II, setelah usai semua ujian yang diadakan di Pesantren Nahdlatussubban, maka mereka harus mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan selama ini. Pada Bulan Juni yang juga bertepatan dengan Bulan Ramadhan, di bulan yang baik itulah para santri lulusan tahun ini akan di sebarkan di masyarakat untuk mengabdikan dirinya.
Pada acara pengumuman yang telah berlangsung kemarin berjalan cukup menegangkan dikarenakan ada beberapa santri yang menerima surat dengan keterangan "TIDAK LULUS" dan juga ada yang menerima surat tanpa keterangan "LULUS atau TIDAK LULUS". Beberapa siswa yang mendapatkan surat keputusan yang menyatakan bahwa dirinya tidak lulus langsung histeris. Beberapa guru mencoba menenagkanya, tetapi seketika mereka berubah ekspresi saat beberapa lembaran kembali disebarkan bahwa mereka masih diberi kelulusan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PONDOK PESANTREN NAHDLATUSSUBBAN ARJOWINANGUN PACITAN

Pesantren Nahdlatussubban berdiri sejak tanggal 9 Juli 1964 M. Pesantren yang berada di Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan yang biasa disebut dengan julukan Lor Jere. Pesantren yang terbentuk dengan kealiman dan keuletan sosok yang menjadi panutan, contoh dan teladan bagi para santri dan masyarakat, beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayah beliau bernama KH. Mohammad Ja’far. Beliau mengenyam pindidikan di Bleber Sidoarjo Pacitan (sekarang menjadi SD IIC) setelah selesai dari satu tempat, beliau kembali mencari nurillahi dengan berkelana dari Kota Pace menuju ke sebuah daerah dengan sebutan Surakarta Hadiningrat atau sekarang bernama Solo. Beliau mengenyam pendidikan di Pesantren Mamba”ul Ulum. Saat mengenyam pendidikan, beliau juga membuat beberapa karangan-karangan yang masih ada sampai sekarang dan dipelajari hingga di luar negeri. Salah satu karangan beliau adalah syair dalam bentuk tulisan Pegon dengan memakai bahasa jawa. Dalam karangan b

JADWAL IMSAKIYAH WILAYAH KABUPATEN PACITAN 1445 H

  Link Download

KH. MASDUKI DJA'FAR

Alm. KH. Masduki Dja'far bukanlah kiai ndeso, bukanhanya kiai domestik tapi juga kiai Mancanegara, terbukti dengan wawancara kami dengan salah satu murid beliau yang sekarang menjadi tokoh didaerahnya (Nur Sambudi). Ia mengatakan bahwa salah satu kitab karangan KH. Masduki Dja'far yang berjudul Mitro Sejati dipelajari di luar negeri, tepatnya di Malaysia dan Singapura.