Langsung ke konten utama

Simulasi MA Nahdlatussubban di SMK N II Pacitan


Bulan-bulan yang menjadi akhir dari perjuangan para Santri kelas XII IPS Madrasah Aliyah Nahdlatussubban adalah mengikuti ujian kelayakan kelulusan. Dari berbagai ujian kelayakan kelulusan antaranya adalah UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), dalam hal ini para Santri tidak hanya cekatan pada saat berfikir untuk menyelesaikan soal-soal, tetapi juga harus dapat mengoprasikan alat elektronik yang berupa Komputer.
Pada hari Senin (20/2) kemarin para Santri-santri yang tergabung dalam rombongan belajar jenjang Madrasah Aliyah tepatnya kelas XII IPS dengan jumlah Santri 34, mengikuti simulasi tahap pertama yang bertempatan di SMK Negri II Pacitan. Kegiatan Simulasi ini bertujuan untuk memberikan pengertian dan pemahaman tentang bagaimana tata cara yang harus dilaksanakan oleh Siswa/Santri agar dapat mengerjakan dan menyelesaikan soal-soal ujian kelak. Simulasi ini berlangsung selama 2 hari yang dimulai dari Senin (20/2) sampai Selasa(21/2) yang berlangsung pukul 07.15 WIB sampai selesai. Para Santri yang mengikuti kegiatan simulasi ini begitu sungguh-sungguh untuk dapat melaksanakanya dengan baik.
Salah seorang pendidik dari Madrasah Aliyah Nahdlatussubban selalu berpesan kepada para Santri untuk tidak mementingkan hasil ataupun nilai, karena kita sekolah bukan hanya sekedar berebut kedudukan yang tinggi tetapi adalah bagaimana kita mendapat dan berjuang untuk semuanya agar kelak menjadi manusia baik dari segi polah tinggkah di masyarakat.
Oleh karenanya beberapa Bapak dan Ibu guru pun turut hadir untuk memberikan arahan dan dukungan agar para Santri dapat mengerjakan dan menuai hasil yang maksimal. Walau pun semua ini bukan akhir dari tujuan para peserta didik dan pendidik, tetapi segala sesuatunya harus dipersiapkan secara matang agar menjadikan hasil untuk kelak menjadi memuaskan dan dapat dibanggaka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PONDOK PESANTREN NAHDLATUSSUBBAN ARJOWINANGUN PACITAN

Pesantren Nahdlatussubban berdiri sejak tanggal 9 Juli 1964 M. Pesantren yang berada di Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan yang biasa disebut dengan julukan Lor Jere. Pesantren yang terbentuk dengan kealiman dan keuletan sosok yang menjadi panutan, contoh dan teladan bagi para santri dan masyarakat, beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayah beliau bernama KH. Mohammad Ja’far. Beliau mengenyam pindidikan di Bleber Sidoarjo Pacitan (sekarang menjadi SD IIC) setelah selesai dari satu tempat, beliau kembali mencari nurillahi dengan berkelana dari Kota Pace menuju ke sebuah daerah dengan sebutan Surakarta Hadiningrat atau sekarang bernama Solo. Beliau mengenyam pendidikan di Pesantren Mamba”ul Ulum. Saat mengenyam pendidikan, beliau juga membuat beberapa karangan-karangan yang masih ada sampai sekarang dan dipelajari hingga di luar negeri. Salah satu karangan beliau adalah syair dalam bentuk tulisan Pegon dengan memakai bahasa jawa. Dalam karangan b

JADWAL IMSAKIYAH WILAYAH KABUPATEN PACITAN 1445 H

  Link Download

KH. MASDUKI DJA'FAR

Alm. KH. Masduki Dja'far bukanlah kiai ndeso, bukanhanya kiai domestik tapi juga kiai Mancanegara, terbukti dengan wawancara kami dengan salah satu murid beliau yang sekarang menjadi tokoh didaerahnya (Nur Sambudi). Ia mengatakan bahwa salah satu kitab karangan KH. Masduki Dja'far yang berjudul Mitro Sejati dipelajari di luar negeri, tepatnya di Malaysia dan Singapura.