Langsung ke konten utama

KELAS XII IPS MA NAHDLATUSSUBBAN SOWAN KH. IMAM NAHROWI (Santri Pertama KH. Masduki Dja'far)

Memang tak banyak orang yang mengetahui siapakah sosok yang tak lagi muda ini. Beliau adalah murid pertama yang belajar kepada seorang ulama yang sangat alim di Kota Pacitan. Dalam masa lalu, beliau sering bepergian mengelilingi bumi Indonesia untuk belajar dan berjualan. Sering kali beliau hanya singgah sekejap untuk mendapatkan beberapa ilmu yang ada di pesantren-pesantren yang beliau singgahi. Beliau juga adalah salah satu santri pertama yang mondok di Pesantren Nahdlatussubban yang ada di Desa Arjowinangun, Kecamatan Pacitan di bawah asuhan KH. Masduki Dja'far.
Beliau yang bertempat tinggal di Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan itu memiliki sebuah lembaga pendidikan yang berbentuk Madrasah Diniyah.
Oleh karenanya pada hari Minggu (2/12) para santri dari Pesantren Nahdlatussubban berkunjung ke kediaman beliau untuk bersilaturrahim kepada beliau dan menambah wawasan.
Pada kegiatan ini, banyak sekali yang dapat diambil sebagai bahan-bahan pembelajaran untuk bekal para santri yang akan meneruskan bangsa ini. Seperti halnya yang telah disampaikan beberapa Kiai, beliau berpesan agar para santri dapat menjadikan negara ini lebih baik menuju sebuah Baldatun Toyibatun wa Robbul Ghofur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PONDOK PESANTREN NAHDLATUSSUBBAN ARJOWINANGUN PACITAN

Pesantren Nahdlatussubban berdiri sejak tanggal 9 Juli 1964 M. Pesantren yang berada di Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan yang biasa disebut dengan julukan Lor Jere. Pesantren yang terbentuk dengan kealiman dan keuletan sosok yang menjadi panutan, contoh dan teladan bagi para santri dan masyarakat, beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayah beliau bernama KH. Mohammad Ja’far. Beliau mengenyam pindidikan di Bleber Sidoarjo Pacitan (sekarang menjadi SD IIC) setelah selesai dari satu tempat, beliau kembali mencari nurillahi dengan berkelana dari Kota Pace menuju ke sebuah daerah dengan sebutan Surakarta Hadiningrat atau sekarang bernama Solo. Beliau mengenyam pendidikan di Pesantren Mamba”ul Ulum. Saat mengenyam pendidikan, beliau juga membuat beberapa karangan-karangan yang masih ada sampai sekarang dan dipelajari hingga di luar negeri. Salah satu karangan beliau adalah syair dalam bentuk tulisan Pegon dengan memakai bahasa jawa. Dalam karangan b

JADWAL IMSAKIYAH WILAYAH KABUPATEN PACITAN 1445 H

  Link Download

KH. MASDUKI DJA'FAR

Alm. KH. Masduki Dja'far bukanlah kiai ndeso, bukanhanya kiai domestik tapi juga kiai Mancanegara, terbukti dengan wawancara kami dengan salah satu murid beliau yang sekarang menjadi tokoh didaerahnya (Nur Sambudi). Ia mengatakan bahwa salah satu kitab karangan KH. Masduki Dja'far yang berjudul Mitro Sejati dipelajari di luar negeri, tepatnya di Malaysia dan Singapura.