Langsung ke konten utama

KONSOLIDASI KEGIATAN "KEMAH BHAKTI" 2016/2017

 Pacitan, 30 Oktober 2016.
Para Santri yang tergabung dalam Sangga Kerja Gugus Depan 04.149/04.150 Pangkalan Madrasah Aliyah Nahdlatussubban pada hari Minggu Kemarin telah melakukan kegiatan Konsolidasi dengan masyarakat sekitar untuk melaksanakan kegiatan yang berbentuk kepanduan dalam kemasan "Kemah Bhakti".
Kegiatan yang berencana akan di selenggarakan pada tanggal 25 Nopember 2016 di Desa Bubakan Kecamatan Tulakan itu akan diikuti oleh sekitar 130 Santri dari tingkat SMP Islam dan MA Nahdlatussubban serta kurang lebih 30 Pembina.
Kegiatan yang bertujuan memupuk jiwa muda yang lebih mandiri dan memiliki etos kerja dalam bermasyarakat dan lingkungan yang lebih tinggi untuk kemaslahatan lingkungan sekitar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PONDOK PESANTREN NAHDLATUSSUBBAN ARJOWINANGUN PACITAN

Pesantren Nahdlatussubban berdiri sejak tanggal 9 Juli 1964 M. Pesantren yang berada di Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan yang biasa disebut dengan julukan Lor Jere. Pesantren yang terbentuk dengan kealiman dan keuletan sosok yang menjadi panutan, contoh dan teladan bagi para santri dan masyarakat, beliau adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ayah beliau bernama KH. Mohammad Ja’far. Beliau mengenyam pindidikan di Bleber Sidoarjo Pacitan (sekarang menjadi SD IIC) setelah selesai dari satu tempat, beliau kembali mencari nurillahi dengan berkelana dari Kota Pace menuju ke sebuah daerah dengan sebutan Surakarta Hadiningrat atau sekarang bernama Solo. Beliau mengenyam pendidikan di Pesantren Mamba”ul Ulum. Saat mengenyam pendidikan, beliau juga membuat beberapa karangan-karangan yang masih ada sampai sekarang dan dipelajari hingga di luar negeri. Salah satu karangan beliau adalah syair dalam bentuk tulisan Pegon dengan memakai bahasa jawa. Dalam karangan b

JADWAL IMSAKIYAH WILAYAH KABUPATEN PACITAN 1445 H

  Link Download

KH. MASDUKI DJA'FAR

Alm. KH. Masduki Dja'far bukanlah kiai ndeso, bukanhanya kiai domestik tapi juga kiai Mancanegara, terbukti dengan wawancara kami dengan salah satu murid beliau yang sekarang menjadi tokoh didaerahnya (Nur Sambudi). Ia mengatakan bahwa salah satu kitab karangan KH. Masduki Dja'far yang berjudul Mitro Sejati dipelajari di luar negeri, tepatnya di Malaysia dan Singapura.